Kue Mata Gajah, Dari Kreasi Pendatang Hingga Menjadi Kuliner Khas Lokal


KaltengBersuara, Sampit – Siapa yang tak kenal kue telor mata Gajah? Jajanan bergizi khas kota Sampit ini kini sudah terlihat di mana-mana dan bahkan seperti menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari terutama penggemar kuliner.
Jajanan yang dibandrol seharga Rp 1.500,- per biji tersebut dinobatkan sebagai makanan khas lokal Sampit karena asal penjualannya dari bumi Habaring Hurung ini. Melihat fenomena viralnya jajanan ini di awal tahun 2010-an membuat pihak Pemkab setempat tak mau kecolongan dengan secepatnya menobatkan makanan hasil kreasi segelintir pedagang asal Jawa tersebut menjadi makanan khas lokal.
Alhasil jajanan lezat yang semula hanya tersedia di sejumlah lapak dagangan di kawasan Taman Kota Sampit, langsung melejit penjualannya di berbagai tempat.
Seorang pedagang kue mata gajah di kawasan Taman Kota Sampit menuturkan penganan tersebut diciptakan sebagai salah satu kreasi dagangan kuliner di lapaknya di samping gorengan pada umumnya.
“Bahan tepung terigu, sayuran dan telor puyuh dipadu dengan bumbu khas, ternyata menjadi target buruan penggemar kuliner di daerah ini, sampai sekarang usaha berdagang penganan inilah yang menghidupi dapur saya, “ kata Wisno, salah satu pedagang kue mata Gajah terlaris di kawasan Teman Kota., Jumat (22/8).
Ia mengaku dirinya sempat diundang oleh Pemkab Kotim menghadiri penobatan telor mata gajah sebagai makanan khas kota Sampit. “Terkejut tak menyangka, dan terima kasih kepada Bapak Wahyudi K. Anwar yang saat itu menjabat Bupati Kotim, “ lanjutnya.
Konon street food tersebut kini juga sudah menyebar penjualan dan produksinya hingga di luar Kabupaten. “Laris atau tidaknya semua bergantung pada pembuatnya masing-masing saja karena lidah warga tentunya tak bisa dibohongi, “ katanya. (Nafiri Rakhmatullah)