Dewan Pertanyakan Berhentinya Pembelian Beras Petani Oleh Bulog


Kalteng Bersuara.com, Sampit – DPRD Kotim mempertanyakan tidak adanya lagi pembelian beras petani lokal dari Bulog setempat. Padahal dulunya ada kebijakan pemerintah untuk perioritas pembelian beras bulog adalah hasil dari petani lokal.
Wakil Ketua II DPRD Kotim, Rudiannur mengungkapkan sebelumnya sudah ada kebijakan dari pemerintah bahwa bulog ikut membantu kesejahteraan petani local dengan membeli beras hasil petani.
“Dulunya memang ada instruksi pemerintah itu, dan sempat dijalankan oleh bulog sehingga petani lokal sangat terbantu pemasaran hasil olahan mereka. Tapi sekarang tidak ada lagi. Ini ada apa?” kata Rudiannur.
Dirinya mengaku telah berbincang langsung dengan para petani yang ada di wilayah selatan Kotim dimana pengakuan para petani tidak ada lagi pembelian beras oleh bulog. Saat ini menurut politisi Golkar tersebu petani hanya mengandalkan pengepul dari Banjarmasin akan gabah hasil petani untuk dijadikan beras dan dijual lagi dengan harga yang lebih mahal.
“Setelah saya tanyakan langsung ke petani, menurut informasi mereka pihak bulog tidak lagi membeli hasil panen mareka alasannya teknis sekali, katanya gudangnya kepenuhan,” kata Rudiannur dengan nada heran.
Dulu tambahnya bulog membeli gabah dengan harga Rp 5.500,-/kg, dan bahkan presiden sendiripun menjanjikan kerjasama bulog – petani. Dengan janji petani akan Sejahtera dengan kebijakan itu.
“Sekarang petani sendiri bingung dengan hasil panen mereka. Para pengepul dari Kalsel beli gabah dengan harga yang miring sekali. Bisa-bisa balik modalpun susah,” ungkapnya.
Ia berharap agar pihak Bulog kembali mempertimbangkan melanjutkan lagi program kemitraan dengan petani tersebut ke depannya. (nafiri rakhmatullah)