Dua Warga Tehang Kecewa, Dipaksa Berhenti oleh Perusahaan Jika Menolak Dimutasi.


KaltengBersuara.com, Sampit – Nasib malang dialami dua warga Desa Tehang, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Korawatingin Timur (Kotim) bernama Jalini dan Antoni yang merupakan karyawan perusahaan kebun sawit PT WYKI.
Jalini dan Antoni yang bertugas dibagian perawatan kebun sawit PT WYKI ini merasa diperlakukan tidak adil oleh perusahaan lantaran mereka diminta pihak managemen mundur atau berhenti bekerja jika menolak dimutasi.
Saat diwawancarai Jalini mengatakan, cerita ini bermula saat dirinya dan Antoni dapat perintah untuk dimutasikan ke Desa Berunang Miri PT SISKA dengan alasan ada pengurangan karyawan. Karena jauh dari desanya, Jalini merasa keberatan namun diminta mundur dari pekerjaan apabila menolak.
Jalini merasa bahwa tindakan perusahaan ini sangat tidak adil karena membuat aturan secara sepihak bahkan memasukan mereka yang jelas – jelas warga asli pribumi dalam program pengurangan karyawan.
“Kami cuma diberi dua pilihan, dimutasi atau mengundurkan diri alasannya ada pengurangan karyawan padahal kami bekerja dengan baik. Perusahaan itu berdiri di wilayah kami tapi malah kami disingkirkan ,” Kata Jalani, Rabu 26 November 2025.
Untuk mempertahankan pekerjaannya Jalini juga sempat minta bantuan kepada Kepala Desa Tehang dengan menyurati pihak perusahaan untuk mempertimbangkan program pengurangan karyawan tersebut namun percuma tidak ada tanggapan sehingga keduanya memutuskan mengundurkan diri meski berat hati.
“Karena kami tidak mau dimutasi jauh dari kampung halaman, jadi kami terpaksa mengundurkan diri dan sekarang kehilangan pekerjaan di tanah sendiri. Kami hanya bisa gigit jari tidak tahu harus berbuat apa,” Ujar Jalini.
Hal senada juga disampaikan Antoni, menurutnya perusahaan sangat tidak kompromi dan toleransi. Terlebih surat pengundaran diri tersebut juga sudah disiapkan perusahaan.
“Kami tidak membuat surat pengunduran diri, tapi pihak perusahaanlah yang menyodorkan surat itu. Walaupun kami sudah tanda tangan, tetap saja sangat tidak terima. Dan kami harap pemerintah melalui dinas terkait menangani persoalan yang kami hadapi sekarang ini,” Pungkasnya Antoni.(KB – 1)