Kuliner Lokal Masih Belum Jadi Tuan Rumah di Daerah Sendiri


KaltengBersuara.com, Sampit – Meskipun kuliner khas lokal menjadi pavorit bagi Masyarakat Dayak, dimana hidangan khas Dayak tersebut menjadi menu sehari-hari bagi keluarga, terutama yang berada di wilayah pedesaan, namun dinilai masih belum menjadi tuan rumah di daerah sendiri sehingga masih perlu upaya ektra untuk pelestarian dan pengembangan hingga menjadi popular dan berevolusi menjadi makanan utama rumah-rumah makan yang ada di kota Sampit.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Harian Dewan Adat Dayak Kotim, Gahara, saat acara pembukaan Pentas Seni dan Budaya yang digelar oleh Dewan Adat Dayak Kotim, Sabtu lalu.
Gahara menuturkan saat ini warung-warung makan terkemuka di kota Sampit masih didominasi oleh makanan dari luar daerah, seperti bakso, ayam krispi, sate, nasi goreng dan sejumlah makanan bernuansa gen-z yang membanjiri dunia bisnis kuliner yang ada di daerah ini.
“Saya berharap ke depannya aka nada rumah makan yang khusus menyajikan kuliner khas Dayak dan menjadi pavorit warga,” katanya.
Untuk itu melalui lomba pentas seni dan budaya yang digelar oleh DAD Kotim, di secretariat DAD, Jl. A. Yani, yang salah satu lombanya adalah kuliner khas lokal diharapkan bisa memperkenalkan dan mengambangkan kuliner tradisi Masyarakat Kotim hingga menjadi menu yang mampu menerobos bisnis kuliner hingga ke tingkat Nasional.
“Kuliner Dayak tak kalah lezatnya dengan masakan dari daerah lain, hanya saja perlu ada upaya untuk memperkenalkan dan mengembangkannya menjadi sebuah industry yang menguntungkan secara ekonomis,” kata Gahara.
Selanjutnya pentas seni tersebut juga nantinya akan dijadikan agenda rutin tahunan, yang mana item lomba akan dikembangkan dan dimeriahkan lagi dari sebelumnya. Harapannya event tersebut mampu melahirkan seniman-seniman handal khas lokal yang mampu berbicara di event yang lebih luas. (nafiri rakhmatullah)